SuratAl-Isra Ayat 79 tentang Tahajud, Berikut Keutamaannya Bacaan Surat Al Fatihah Artinya, Lengkap Beserta Keutamaannya Surat Al Muthaffifin Beserta Terjemahannya, Lengkap dengan Asbabun Nuzul & Tafsir Tafsir Surat Al-Mursalaat Malaikat yang Diutus Surat Makkiyyah Surat Ke-77 50 Ayat Turunnya Surat Al-Mursalat Dan Membacanya Dalam Shalat Maghrib Al-Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud Radiyallahu anhu, ia berkata, “Ketika kami sedang bersama Rasulullah di sebuah gua di Mina tiba-tiba turun surat al-Mursalaat kepada beliau. Beliau membacanya dan saya mendengarkannya dari mulut beliau. Mulut beliau basah ketika membacanya. Tiba-tiba seekor ular menyerang kami, maka beliau pun bersabda اُقْتُلُوْهَا Bunuhlah ular itu’. Kami pun segera bangkit untuk membunuhnya, tetapi ular itu pergi, maka beliau bersabda وُقِيَتْ شَرَّكُمْ كَمَا وُقِيْتُمْ شَرَّهَا “Ia telah dilindungi dari keburukan kalian sebagaimana kalian terlindungi dari keburukannya.” Dikeluarkan juga oleh Muslim melalui jalur al-A’masy Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Abbass Radiyallahu anhuma dari ibunya bahwa dia telah mendengar Nabi Shallallahu alaihi wa sallam membaca surat al-Mursalaat di shalat Maghrib. Dalam riwayat Malik dari Ibnu Abbas bahwa Ummul Fadhl mendengarnya membaca surat al-Mursalaat, maka dia berkata, “Wahai anakku, bacaanmu itu mengingatkanku bahwa itulah surat terakhir yang pernah aku dengar dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ketika sedang shalat Maghrib.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim melalui jalur Malik. بِسْمِ اللهِ الَرْحَمنِ الَرحِيمِ Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang Al-Mursalaat, Ayat 1-15 وَالْمُرْسَلٰتِ عُرْفًا، فَالْعٰصِفٰتِ عَصْفًا، وَّالنّٰشِرٰتِ نَشْرًا، فَالْفٰرِقٰتِ فَرْقًا، فَالْمُلْقِيٰتِ ذِكْرًا، عُذْرًا اَوْ نُذْرًا، اِنَّمَا تُوْعَدُوْنَ لَوَاقِعٌ، فَاِذَا النُّجُوْمُ طُمِسَتْ، وَاِذَا السَّمَاۤءُ فُرِجَتْ، وَاِذَا الْجِبَالُ نُسِفَتْ، وَاِذَا الرُّسُلُ اُقِّتَتْ، لِاَيِّ يَوْمٍ اُجِّلَتْ، لِيَوْمِ الْفَصْلِ، وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا يَوْمُ الْفَصْلِ، وَيْلٌ يَّوْمَىِٕذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ “Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan 1 dan malaikat-malaikat yang terbang dengan kencangnya 2 dan malaikat-malaikat yang menyebarkan rahmat Allah dengan seluas-luasnya 3 dan malaikat-malaikat yang membedakan antara yang baik dan yang buruk dengan sejelas-jelasnya 4 dan malaikat-malaikat yang menyampaikan wahyu 5 untuk menolak alasan-alasan atau memberi peringatan 6 Sungguh, apa yang dijanjikan kepadamu pasti terjadi 7 Maka apabila bintang-bintang dihapuskan 8 dan apabila langit terbelah 9 dan apabila gunung-gunung dihancurkan menjadi debu 10 dan apabila rasul-rasul telah ditetapkan waktunya 11 Niscaya dikatakan kepada mereka, “Sampai hari apakah ditangguhkan azab orang-orang kafir itu?” 12 Sampai hari keputusan 13 Dan tahukah kamu apakah hari ke-putusan itu? 14 Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan kebenaran.” 15 Sumpah Allah Dengan Makhluk-Makh- Luk-Nya Atas Terjadinya Hari Kiamat Ibnu Abi Hatim berkata dari Abu Hurairah Radiyallahu anhu, “Firman- Nya, { وَالْمُرْسَلٰتِ عُرْفًا }, Demi yang diutus untuk membawa kebaikan,’ yakni para Malaikat.” Demikian pula yang diriwayatkan dari Masruq, Abudh Dhuha, Mujahid, as-Suddi dan ar-Rabi’ bin Anas. Diriwayatkan dari Abu Shalih, ia berkata, “Yakni para utus- an.” Dalam riwayat lain darinya, “Yakni Malaikat.” Demikian pula pendapat Abu Shalih tentang al-Aashifaat, al-Naasyiraat, al-Faariqaat dan al-Mulqiyaat, bahwa mereka adalah Malaikat. Ats-Tsauri berkata dari Salamah bin Kuhail dari Muslim al-Bathin dari Abul Ubaidain, dia berkata, “Aku bertanya kepada Ibnu Mas’ud tentang {الْمُرْسَلٰتِ عُرْفًا} maka dia menjawab, “Yakni angin.” Demikian pula pendapatnya tentang al-Aashifaati ashfaa dan al-Naasyiraati nasyraa, bahwa itu adalah angin.’ Demikian pula pendapat Ibnu Abbas , Mujahid dan Qatadah.” Ibnu Jarir berpendapat bahwa al-Aashifaati ashfaa adalah angin, sebagaimana pendapat Ibnu Mas’ud beserta para pengikutnya, namun dia tidak memastikan tentang an-Naasyiraati nasyraa, apakah Malaikat ataukah angin. Dari Abu Shalih, bahwa an-Naasyiraati nasyra adalah hujan. Adapun yang lebih jelas, maknanya adalah angin, sebagaimana firman-Nya, { وَاَرْسَلْنَا الرِّيٰحَ لَوَاقِحَ } “Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan tumbuh-tumbuhan.” QS. Al-Hijr 22 [Di sini Allah Subhanallahu wa ta’ala menggunakan kalimat arsalnaa Kami mengutus, maka tepat apabila angin yang diutus-Nya dinamakan al-mursalaat] Dan sebagaimana pula firman Allah , { وَهُوَ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ الرِّيٰحَ بُشْرًاۢ بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهٖ } “Dia-lah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya hujan.”QS. Al-Furqaan 48 [Di sini pun Allah Subhanallahu wa ta’ala menggunakan kalimat yursilu Dia mengutus maka secara bahasa tepat sekali apabila angin yang diutus-Nya dinamakan al-mursalaat] Oleh karena itu, maka al-Aashifaat pun adalah angin. Dikatakan, ashafatir riyaah, artinya angin yang berhembus kencang hingga bersuara. Demikian pula an-naasyiraat, yakni angin yang menyebarkan awan di langit, sebagaimana yang Allah Subhanallahu wa ta’ala kehendaki. Firman-Nya, {فَالْفٰرِقٰتِ فَرْقًا فَالْمُلْقِيٰتِ ذِكْرًا عُذْرًا اَوْ نُذْرًا} “Dan yang membedakan antara yang baq dan yang bathil dengan sejelas-jelasnya, dan yang menyampaikan wahyu, untuk menolak alasan-alasan atau memberi peringatan,”yakni Malaikat. Demikianlah pendapat Ibnu Mas’ud Ibnu Abbass, Masruq, Mujahid, Qatadah, ar-Rabi’ bin Anas, as-Suddi dan ats-Tsauri.” Tidak ada perbedaan pendapat di sini, karena para Malaikat itulah yang diperintahkan untuk turun kepada para Rasul dalam rangka membedakan antara yang benar dan yang salah, antara petunjuk dan kesesatan, dan antara yang halal dan yang haram. Mereka Malaikat juga menyampaikan wahyu kepada para Rasul yang berisi peringatan kepada para makhluk atas hukuman Allah apabila mereka durhaka kepada-Nya. Firman-Nya, {اِنَّمَا تُوْعَدُوْنَ لَوَاقِعٌ} “Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu itu pasti terjadi. ” Ini adalah isi sumpah al-muqsam alaih. Artinya, apa yang telah Aku janjikan kepada kalian, yakni hari Kiamat -termasuk di dalamnya peniupan Sangkakala, pembangkitan jasad, pengumpulan seluruh manusia dari awal hingga akhir dalam satu tempat, dan pembalasan kepada setiap pelaku sesuai dengan perbuatannya jika amalnya baik, maka balasannya baik, dan jika amalnya buruk maka balasannya pun buruk,- semua itu pasti terjadi dan terwujud, tidak bisa tidak. Hal-Hal Yang Terjadi Pada Hari Kiamat Kemudian Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, {فَاِذَا النُّجُوْمُ طُمِسَتْ} “Maka apabila bintang-bintang telah dihapuskan, “yakni cahayanya hilang, seperti firman-Nya, {وَاِذَا النُّجُوْمُ انْكَدَرَتْ} “Dan apabila bintang-bintang berjatuhan,” QS. At-Takwiir 2 dan {وَاِذَا الْكَوَاكِبُ انْتَثَرَتْ} “Dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan.” QS. Al-Infithaar 2 Firman-Nya, {وَاِذَا السَّمَاۤءُ فُرِجَتْ} “Dan apabila langit telah dibelah, yakni terbelah, terpecah, pilar-pilarnya runtuh dan bagian-bagiannya berjatuhan. Firman-Nya, {وَاِذَا الْجِبَالُ نُسِفَتْ} “Dan apabila gunung-gunung telah dihancurkan menjadi debu,” yakni hilang tanpa bekas, seperti firman-Nya, {وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْجِبَالِ فَقُلْ يَنْسِفُهَا رَبِّيْ نَسْفًا فَيَذَرُهَا قَاعًا صَفْصَفًا لَّا تَرٰى فِيْهَا عِوَجًا وَّلَآ اَمْتًا} “Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka kata- kanlah Rabb-ku akan menghancurkanmya di hari Kiamat sehancur- hancurnya, maka Dia akan menjadikan bekas gunung-gunung itu datar sama sekali, tidak ada sedikit pun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi.” QS. Thaahaa 105-107 Dan {وَيَوْمَ نُسَيِّرُ الْجِبَالَ وَتَرَى الْاَرْضَ بَارِزَةًۙ وَّحَشَرْنٰهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ اَحَدًا} “Dan ingatlah akan hari yang ketika itu Kami perjalankan gunung- gunung dan kamu akan melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka.” QS. Al-Kahfi 47 Mengenai firman-Nya, {وَاِذَا الرُّسُلُ اُقِّتَتْ} “Dan apabila Rasul-Rasul telah ditetapkan waktu mereka,” Al-Aufi berkata dari Ibnu Abbas Radiyallahu anhuma, “Yakni waktu para Rasul itu dikumpulkan.” Ibnu Zaid berkata, “Ayat ini seperti firman-Nya, {يَوْمَ يَجْمَعُ اللّٰهُ الرُّسُلَ} Ingatlah, hari di waktu Allah mengumpulkan para Rasul.’ QS. Al-Maa-idah 109” Mujahid berkata, “Maksudnya yakni ditangguhkan.” Ats-Tsauri berkata dari Manshur dari lbrahim, “Maksudnya yakni dijanjikan.” Seolah-olah dia menjadikannya seperti firman-Nya, وَاَشْرَقَتِ الْاَرْضُ بِنُوْرِ رَبِّهَا وَوُضِعَ الْكِتٰبُ وَجِايْۤءَ بِالنَّبِيّٖنَ وَالشُّهَدَاۤءِ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْحَقِّ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ “Dan terang benderanglah bumi padang mahsyar dengan cahaya keadilan Rabb-nya, dan diberikanlah buku perhitungan perbuatan masing-masing dan didatangkanlah para Nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan.” QS. Az-Zumar 69 Kemudian Allah berfirman, {لِاَيِّ يَوْمٍ اُجِّلَتْ لِيَوْمِ الْفَصْلِ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا يَوْمُ الْفَصْلِ وَيْلٌ يَّوْمَىِٕذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ} “Niscaya dikatakan kepada mereka Sampai hari apakah ditangguhkan mengadzab orang-orang kafir itu?’ Sampai bari keputusan. Dan tahukah kamu apakah hari keputusan itus Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.” Dalam ayat ini Allah Subhanallahu wa ta’ala ingin menyatakan mengapa perkara para Rasul itu ditangguhkan, ditunda dan diundurkan hingga hari Kiamat. Ayat ini sebagaimana firman-Nya, فَلَا تَحْسَبَنَّ اللّٰهَ مُخْلِفَ وَعْدِهٖ رُسُلَهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ ذُو انْتِقَامٍ يَوْمَ تُبَدَّلُ الْاَرْضُ غَيْرَ الْاَرْضِ وَالسَّمٰوٰتُ وَبَرَزُوْا لِلّٰهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ “Karena itu janganlah sekali-kali kamu mengira bahwa Allah akan menyalahi janji-Nya kepada Rasul-Rasul-Nya, sesungguhnya Allah Mahaperkasa, lagi mempunyai pembalasan. Yaitu pada hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain dan demikian pula langit, dan mereka semuanya di padang Mahsyar berkumpul menghadap ke ha- dirat Allah yang Maha Esa lagi Mahaperkasa.” QS. Ibrahim 47-48 Itulah hari keputusan yang dimaksudkan dalam firman-Nya, {لِيَوْمِ الْفَصْلِ} “Sampai hari Keputusan.” Kemudian Allah Subhanallahu wa ta’ala mengagungkan hari itu dengan firman- Nya, {وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا يَوْمُ الْفَصْلِ وَيْلٌ يَّوْمَىِٕذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ} “Dan tahukah kamu apakah hari Keputusan itu? Kećelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang- orang yang mendustakan,”yakni kecelakaanlah bagi mereka yang mendapatkan siksaan Allah pada hari Kiamat. Disalin ulang dari Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 9, Cetakan ke-sembilan Muharram 1435 H – November 2013 M, Pustaka Ibnu Umar Jakarta AsbabunNuzul Surah Al Baqarah Ayat 197, 198, dan 199. Menerangkan tentang sejarah atau sebab-sebab yang melatarbelakangi turunnya ayat Al Qur'an: surah Al Baqarah ayat ke-197, 198, dan 199. اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيْهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ 77. QS. Al-Mursalat Malaikat-Malaikat yang Diutus 50 ayat بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَالۡمُرۡسَلٰتِ عُرۡفًا Wal mursalaati'urfaa 1. Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan, فَالۡعٰصِفٰتِ عَصۡفًا Fal'aasifaati 'asfaa 2. dan malaikat-malaikat yang terbang dengan kencangnya, وَّالنّٰشِرٰتِ نَشۡرًا ۙ Wannaashiraati nashraa 3. dan malaikat-malaikat yang menyebarkan rahmat Allah dengan seluas-luasnya, فَالۡفٰرِقٰتِ فَرۡقًا Falfaariqooti farqoo 4. dan malaikat-malaikat yang membedakan antara yang baik dan yang buruk dengan sejelas-jelasnya, فَالۡمُلۡقِيٰتِ ذِكۡرًا Falmulqiyaati zikra 5. dan malaikat-malaikat yang menyampaikan wahyu, عُذۡرًا اَوۡ نُذۡرًا 'Uzran aw nuzraa 6. untuk menolak alasan-alasan atau memberi peringatan. اِنَّمَا تُوۡعَدُوۡنَ لَوَاقِعٌ Innamaa tuu'aduuna lawaaqi' 7. Sungguh, apa yang dijanjikan kepadamu pasti terjadi. فَاِذَا النُّجُوۡمُ طُمِسَتۡۙ‏ Fa izam nujuumu tumisat 8. Maka apabila bintang-bintang dihapuskan, وَ اِذَا السَّمَآءُ فُرِجَتۡۙ Wa izas samaaa'u furijat 9. dan apabila langit terbelah, وَاِذَا الۡجِبَالُ نُسِفَتۡۙ‏ Wa izal jibaalu nusifat 10. dan apabila gunung-gunung dihancurkan menjadi debu, وَاِذَا الرُّسُلُ اُقِّتَتۡؕ Wa izar Rusulu uqqitat 11. dan apabila rasul-rasul telah ditetapkan waktunya. لِاَىِّ يَوۡمٍ اُجِّلَتۡؕ Li ayyi yawmin ujjilat 12. Niscaya dikatakan kepada mereka, "Sampai hari apakah ditangguhkan azab orang-orang kafir itu?" لِيَوۡمِ الۡفَصۡلِ‌ۚ Li yawmil Fasl 13. Sampai hari keputusan. وَمَاۤ اَدۡرٰٮكَ مَا يَوۡمُ الۡفَصۡلِؕ Wa maaa adraaka maa yawmul fasl 14. Dan tahukah kamu apakah hari ke-putusan itu? وَيۡلٌ يَّوۡمَٮِٕذٍ لِّلۡمُكَذِّبِيۡنَ‏ Wailuny yawma 'izillilmukazzibiin 15. Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan kebenaran. اَلَمۡ نُهۡلِكِ الۡاَوَّلِيۡنَؕ‏ Alam nuhlikil awwaliin 16. Bukankah telah Kami binasakan orang-orang yang dahulu? ثُمَّ نُتۡبِعُهُمُ الۡاٰخِرِيۡنَ Summa nutbi'uhumul aakhiriin 17. Lalu Kami susulkan azab Kami terhadap orang-orang yang datang kemudian. كَذٰلِكَ نَفۡعَلُ بِالۡمُجۡرِمِيۡنَ Kazzlika naf'alu bilmujrimiin 18. Demikianlah Kami perlakukan orang-orang yang berdosa. وَيۡلٌ يَّوۡمَٮِٕذٍ لِّلۡمُكَذِّبِيۡنَ Wailunw yawma 'izil lil mukazzibiin 19. Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan kebenaran. اَلَمۡ نَخۡلُقۡكُّمۡ مِّنۡ مَّآءٍ مَّهِيۡنٍۙ Alam nakhlukkum mimmaaa'im mahiin 20. Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina mani, Surah al Mursalaat: 77:48) Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa ayat di atas turun berkenaan dengan suku Thaqif yang tidak mahu rukuk iaitu tidak mahu menunaikan sembahyang. (Diriwayatkan oleh Ibnu Munzir dari Mujahid)
Ayat 1-19 surah Al-Mursalat menjelaskan kepastian terjadinya hari kiamat sehingga Allah bersumpah menggunakan nama-nama para malaikat-Nya. Kiamat adalah peristiwa yang menakutkan karena penghancuran seluruh alam semesta. Celakalah orang yang menolak kebenaran beritanya dan kebenaran Al-Qur’an. Pada hari kiamat nanti, orang-orang yang menuduh Al-Qur’an dusta akan binasa, seperti halnya dengan kaum-kaum terdahulu yang kafir pada rasul-rasul mereka. Ayat 20-40 meneruskan ayat sebelumnya terkait orang yang menolak kebenaran kiamat dan Al-Qur’an. Penolakan mereka tidak ilmiah. Bukankan mereka hadir ke atas bumi ini sesuai kehendak Allah melalui proses penciptaan yang ajaib. Allah kumpulkan mereka di bumi yang hidup dan yang mati. Allah ciptakan di atas bumi gunung-gunung tinggi sebagai pasak bumi dan air tawar untuk minum. Di akhirat, mereka akan dilemparkan ke dalam neraka karena menolak semua fakta dan kebenaran tersebut. Ayat 41-50 dari surah Al-Mursalat ini menjelaskan orang-orang bertakwa masuk surga, di dalamnya ada naungan, mata air, buah-buhan yang menggiurkan dan dipersilahkan makan sepuasnya. Semua itu adalah balasan dari iman dan amal saleh yang mereka kerjakan semasa hidup di dunia. Adapun orang-orang kafir hanya menikmati sedikit kenikmatan dunia. Di akhirat, mereka pasti celaka. Hal itu disebabkan karena mereka menganggap semua janji Alah dan rasul-Nya adalah dusta dan tidak mau taat pada-Nya. Apakah ada kebenaran selain Al-Qur’an yang pantas diyakini? Tafsir Ibnu Katsir Al-Mursalat Al-Mursalat, ayat 1-15 Al-Mursalat, ayat 16-28 Al-Mursalat, ayat 29-40 Al-Mursalat, ayat 41-50
SuratAl Mursalat Ayat 8-18, Lengkap dengan Teks Arab, Latin, serta Terjemahan Bahasa Indonesia - Portal Jember. Tafsir dan Asbabun Nuzul. Surat Qaf Lengkap Arab Latin dan Artinya - Tribunjateng.com. Download Lagu Muzammil Al Mursalat MP3, Video MP4 & 3GP. Surat al-insyiqaq Terbelah Arab, Latin, Audio & Terjemah Bahasa Indonesia | aplikasi
5 Jan asbabun nuzul surah alqur’an 48. dan apabila dikatakan kepada mereka “Rukuklah, niscaya mereka tidak mau ruku’*. Al-Mursalaat 48 * Sebagian ahli tafsir mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan rukuk di sini ialah tunduk kepada perintah Allah; sebagian yang lainnya mengatakan, Maksudnya ialah shalat. Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir yang bersumber dari Mujahid bahwa Firman Allah, wa idzaa qiila lahumurka’uu laa yarka’uun dan apabila dikatakan kepada mereka “Rukuklah, niscaya mereka tidak mau ruku’ Al-Mursalaat 48 turun berkenaan dengan suku Tsaqif yang tidak mau rukuk shalat. Sumber Asbabunnuzul, KHQ. Shaleh dkk Tagal mursalaat, al mursalat, Al-qur'an, Asbabun nuzul, bahasa indonesia, hadits, islam, religion, riwayat, surah, surat, tafsir
KeutamaanSurat Al-waqiah, Banyak keutamaan yang terdapat dalam surat Al-Waqiah, salah satunya bisa memperlancar rezeki dan usaha. Baca Juga: Asbabun Nuzul Surat An-Nasr Nabi menjawab, yaitu surat Hud, Al-Waqiah, Al-Mursalat, An-Naba' dan At-Takwir. Pertanyaan di atas apabila dilihat dari segi tekstual memang mengandung arti yang Surat Al Mursalat ayat 1-10. Sumber Surat Al Mursalat Ayat 1-10 Arab, Latin, dan ArtinyaSurat Al Mursalat ayat 1-10. Sumber عُرْفًاwal-mursalāti 'urfāArtinya, "Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan,"فَالْعَاصِفَاتِ عَصْفًاfal-'āṣifāti 'aṣfāArtinya, "dan malaikat-malaikat yang terbang dengan kencangnya,"فَالْفَارِقَاتِ فَرْقًاfal-fāriqāti farqāArtinya, “dan malaikat-malaikat yang membedakan antara yang baik dan yang buruk dengan sejelas-jelasnya,”فَالْمُلْقِيَاتِ ذِكْرًاfal-mulqiyāti żikrāArtinya, “dan malaikat-malaikat yang menyampaikan wahyu,”عُذْرًا أَوْ نُذْرًا'użran au nużrāArtinya, “untuk menolak alasan-alasan atau memberi peringatan.”إِنَّمَا تُوعَدُونَ لَوَاقِعٌinnamā tụ'adụna lawāqi'Artinya, “Sungguh, apa yang dijanjikan kepadamu pasti terjadi.”فَإِذَا النُّجُومُ طُمِسَتْfa iżan-nujụmu ṭumisatArtinya, “Maka apabila bintang-bintang dihapuskan.”وَإِذَا السَّمَاءُ فُرِجَتْwa izas-samaa’u furijatArtinya, “dan apabila langit terbelah,”وَإِذَا الْجِبَالُ نُسِفَتْwa izal-jibaalu nusifatArtinya, “dan apabila gunung-gunung dihancurkan menjadi debu.”

TafsirSurat Al-Hadid Ayat 22 (Terjemah Arti) Paragraf di atas merupakan Surat Al-Hadid Ayat 22 dengan text arab, latin dan artinya. Tersedia bermacam penafsiran dari berbagai ahli ilmu terhadap isi surat Al-Hadid ayat 22, misalnya sebagaimana termaktub: 22. Tidakkah menimpa kalian (wahai manusia) berupa musibah di bumi dan musibah pada diri

Iamengandung 96 ayat, 370 huruf, dan 1756 kata. Nabi Muhammad SAW kerap membaca surah Al-Waqi'ah sepanjang 96 ayat ini ketika mengerjakan salat dua rakaat, sebagaimana hadis yang diriwayatkan Ahmad. "Kadang kala beliau SAW membaca surat Al-Waqi'ah dan yang semisalnya dalam dua rakaat," (H.R. Ahmad) Asbabun Nuzul Surah Al-Waqi'ah

DariAl Aswad bin Yazid, dia berkata; Abdullah berkata, Saya pernah mendengar Nabi kalian shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa menjadikan segala macam keinginannya hanya satu, yaitu keinginan tempat kembali (negeri Akhirat), niscaya Allah subhanahu wa ta'ala akan mencukupkan baginya keinginan dunianya. Dalammushaf Al Quran, surat ini menempati urutan ke 78. Lalu dalam pembagian juz Al Quran, surah An Naba berada di juz ke-30 dan merupakan surat pembuka atau surat pertama di juz ke 30. Asbabun nuzul penamaan surah An Naba diambil dari bunyi kata "Naba" di ayat ke-2. .
  • 55ijfe61y8.pages.dev/981
  • 55ijfe61y8.pages.dev/206
  • 55ijfe61y8.pages.dev/227
  • 55ijfe61y8.pages.dev/637
  • 55ijfe61y8.pages.dev/579
  • 55ijfe61y8.pages.dev/531
  • 55ijfe61y8.pages.dev/985
  • 55ijfe61y8.pages.dev/752
  • 55ijfe61y8.pages.dev/702
  • 55ijfe61y8.pages.dev/397
  • 55ijfe61y8.pages.dev/534
  • 55ijfe61y8.pages.dev/778
  • 55ijfe61y8.pages.dev/777
  • 55ijfe61y8.pages.dev/656
  • 55ijfe61y8.pages.dev/569
  • asbabun nuzul surat al mursalat